Rabu, 18 April 2012



WANITAKU


            Terkhir kali aku melihat  wanita itu di bawah pohon beringin di depan rumahku .
***
            Wanita kecil sering mencuri air mata di keheningan malam atau di bawah meja makan.Aku hanya terdiam ketika dia barbicara dan dengan penuh perhatian mendengarkan semua ceritanya.Ia adalah wanitaku,wanita aneh yang membuatku meleleh.Sayang...aku tidak mengenalnya dari dulu,dari dulu ketika ia masih kecil.Wanita yang menyimpan berjuta misteri yang hendak ketahui saat ia akan menjadi  wanitaku.Aku ingin bercerita tentang wanitaku,tapi aku tak tahu harus bercerita darimana.Saat ini,hanya  dia yang ada dibenakku,meski saat ini tak berada disisiku lagi aku merasa ia masih didekatku.Wanitaku,mengapa kau pergi secepat itu?Padahal aku dan kamu berencana akan pergi ke langit bersama – sama dan kau malah meninggalkanku sendiri disini.
***
            ”Barangkali kau  seperti laki –laki lain,laki –laki yang selalu merendahkanku,laki – laki yang selalu melecehkanku,laki – laki bodoh yang takut aku akan menolaknya karena tingkahku yang tak pernah memedulikan mereka,laki – laki yang tidak pernah menganggapku sebagai wanita karena aku tidak seperti wanita umumnya dan aku berharap kamu tidak seperti laki –laki itu,apa jadinya aku nanti, jika kamu seperti mereka.Mungkin aku akan menjadi satu – satunya wanita di dunia yang ingin menghapus kaum laki – laki ,seperti tragedi pembersihan etnis di negara kita beberapa tahun yang lalu.Asal kamu tahu,kamu adalah laki – laki pertama yang berani berdiri dan mengatakan itu di depanku.”
           
            Ia mengatakannya saat  pertama kali aku mengungkapkan  semua perasaanku.Aku terdiam dan sejenak menundukkan kepala,ia berkata seakan menganggapku sebagai musuh.Tubuhku mematung,aku tak berani menatap apalagi mengatakan sesuatu.Sisa – sisa detak jantungku masih terdengar kencang,keberanianku sudah habis hanya karena tiga kata yang keluar dari mulutku.Setelah ia selesai,aku perlahan – lahan mengangkat kepalaku dan kembali menatap wajah wanita itu.Dia tersenyum,aku benar – benar tak mengerti apa sebenarnya yang ada dalam otaknya.Aku membalas senyumnya dan berpikir bahwa ini adalah pertanda baik untukku,bukan....untuk kita.
***
            Ia meninggalkanku,ia tak pernah menjawab pernyataanku,ia pergi begitu saja,ia membuatku gelisah dan aku...aku...mungkin terlalu banyak berharap darinya hingga membuat hidupku semakin tak karuan.Aku akan menunggu...menunggu wanita anehku.
            Aku juga belum sempat memberikan lukisanku.Lukisan tentang dia,lukisan tentang wanita yang  berdiri di tengah keramaian dan tak pernah kesepian.Aku melukis,semua kupamerkan di galeri ”Wanita” ku.Semoga ia singgah kesini,mengambil lukisannya yang tak sempat aku berikan.

***
Hanya orang bodoh yang tak pernah menyadari siapa dirinya tak pernah sadar kenapa dia mencintainya tak pernah tahu apakah suka ataupun luka, yang dia tahu hanyalah ketika dia  tak bertemu dengannya lagi dia merasa ada sesuatu yang hilang darinya.Dia tak pernah berani mengatakannya karena dia takut  perasaannya akan melukainya.Kenapa dia begini ? Dia sendiri tak tahu jawabannya, dia ingin melupakannya,tetapi tak sanggup.Dia kira dengan kepergiannya sekarang dia akan mudah melupakannya ,ternyata tidak! Wajahnya selalu menghantuinnya dikala dia mau tidur,makan bahkan kemanapun dia pergi serasa dia selalu menghantui langkahnya,apakah ini yang dinamakan.....?Ah... dia tak berani menjawabnya karena ego yang terlalu besar membuat dia tak berani mengakui perasaanya dan kini dia telah menyesal karena tak berani mengungkapkan dan dia selalu berharap Tuhan selalu menjaganya dan mengembalikan dia kepelukannya, meskipun saat ini dia bukan siapa-siapanya dia tak peduli dan berdoa supaya Tuhan mempertemukannya lagi seperti sedia kala seperti pertama kali dia bertemu dengannya.Saat ini dia ingin sejenak melupakannya, dia berusaha menjalani hidup tanpa dia,dia ingin merangkai mimpi-mimpinya yang tertunda, dia sadar tak mungkin menjalani keduanya dan dia harus memilih salah satu.Setelah mimpi digapainya dia bertekad menemuinya lagi untuk mengatakan kalau selama ini dia merindukannya... sangat merindukannya.”

Ia menuliskan ini saat ia kembali padaku,aku tak menyangka ia akan kembali kepelukanku dengan sendirinya.Dia telah meraih mimpinya menjadi seorang penulis dan kata – kata diatas dikutip dari salah satu novelnya.Ia berubah,ia tak seperti dulu lagi,dewasa dan lebih matang.Dan  aku merasa aku sedang bermimpi,karena ia tiba – tiba pergi dan datang dengan tiba – tiba pula,kini...aku sadar ia benar – benar wanitaku.Ia mengambil lukisannya dan meminta tanda tangan dariku.Mataku hanya tertuju padanya,entah kenapa bola mataku tidak mau berhenti untuk memandangnya,memandang wanita anehku yang penuh misteri dan aku tak peduli.Wanitaku sekarang sudah kembali....

***
Di bawah pohon beringin itu ia menyandarkan semua, hidup dan nyawanya.Tidak ada lagi yang membangunkanku ketika adzan subuh, tidak ada lagi yang membuatkanku kopi di pagi hari, tidak ada lagi yang memarahiku karena aku kebanyakan merokok, ia tidak mau aku menderita sakit jantung sepertinya.Tidak ada lagi cerita, tidak ada lagi senyuman, tidak  ada lagi wanitaku, tidak ada lagi...


Night City, 2009
( Kumpulan cerpen awal masuk k.kom )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar