WANITAKU
Terkhir
kali aku melihat wanita itu di bawah
pohon beringin di depan rumahku .
***
Wanita
kecil sering mencuri air mata di keheningan malam atau di bawah meja makan.Aku
hanya terdiam ketika dia barbicara dan dengan penuh perhatian mendengarkan
semua ceritanya.Ia adalah wanitaku,wanita aneh yang membuatku
meleleh.Sayang...aku tidak mengenalnya dari dulu,dari dulu ketika ia masih
kecil.Wanita yang menyimpan berjuta misteri yang hendak ketahui saat ia akan
menjadi wanitaku.Aku ingin bercerita
tentang wanitaku,tapi aku tak tahu harus bercerita darimana.Saat ini,hanya dia yang ada dibenakku,meski saat ini tak
berada disisiku lagi aku merasa ia masih didekatku.Wanitaku,mengapa kau pergi
secepat itu?Padahal aku dan kamu berencana akan pergi ke langit bersama – sama
dan kau malah meninggalkanku sendiri disini.
***
”Barangkali
kau seperti laki –laki lain,laki –laki
yang selalu merendahkanku,laki – laki yang selalu melecehkanku,laki – laki
bodoh yang takut aku akan menolaknya karena tingkahku yang tak pernah memedulikan
mereka,laki – laki yang tidak pernah menganggapku sebagai wanita karena aku
tidak seperti wanita umumnya dan aku berharap kamu tidak seperti laki –laki
itu,apa jadinya aku nanti, jika kamu seperti mereka.Mungkin aku akan menjadi
satu – satunya wanita di dunia yang ingin menghapus kaum laki – laki ,seperti
tragedi pembersihan etnis di negara kita beberapa tahun yang lalu.Asal kamu
tahu,kamu adalah laki – laki pertama yang berani berdiri dan mengatakan itu di
depanku.”
Ia
mengatakannya saat pertama kali aku
mengungkapkan semua perasaanku.Aku
terdiam dan sejenak menundukkan kepala,ia berkata seakan menganggapku sebagai
musuh.Tubuhku mematung,aku tak berani menatap apalagi mengatakan sesuatu.Sisa –
sisa detak jantungku masih terdengar kencang,keberanianku sudah habis hanya
karena tiga kata yang keluar dari mulutku.Setelah ia selesai,aku perlahan –
lahan mengangkat kepalaku dan kembali menatap wajah wanita itu.Dia
tersenyum,aku benar – benar tak mengerti apa sebenarnya yang ada dalam otaknya.Aku
membalas senyumnya dan berpikir bahwa ini adalah pertanda baik
untukku,bukan....untuk kita.
***
Ia
meninggalkanku,ia tak pernah menjawab pernyataanku,ia pergi begitu saja,ia
membuatku gelisah dan aku...aku...mungkin terlalu banyak berharap darinya
hingga membuat hidupku semakin tak karuan.Aku akan menunggu...menunggu wanita
anehku.
Aku
juga belum sempat memberikan lukisanku.Lukisan tentang dia,lukisan tentang
wanita yang berdiri di tengah keramaian
dan tak pernah kesepian.Aku melukis,semua kupamerkan di galeri ”Wanita”
ku.Semoga ia singgah kesini,mengambil lukisannya yang tak sempat aku berikan.
***
”Hanya orang bodoh yang tak pernah menyadari
siapa dirinya tak pernah sadar kenapa dia mencintainya tak pernah tahu apakah
suka ataupun luka, yang dia tahu hanyalah ketika dia tak bertemu dengannya lagi dia merasa ada
sesuatu yang hilang darinya.Dia tak pernah berani mengatakannya karena dia
takut perasaannya akan melukainya.Kenapa
dia begini ? Dia sendiri tak tahu jawabannya, dia ingin melupakannya,tetapi tak
sanggup.Dia kira dengan kepergiannya sekarang dia akan mudah melupakannya
,ternyata tidak! Wajahnya selalu menghantuinnya dikala dia mau tidur,makan
bahkan kemanapun dia pergi serasa dia selalu menghantui langkahnya,apakah ini
yang dinamakan.....?Ah... dia tak berani menjawabnya karena ego yang terlalu
besar membuat dia tak berani mengakui perasaanya dan kini dia telah menyesal
karena tak berani mengungkapkan dan dia selalu berharap Tuhan selalu menjaganya
dan mengembalikan dia kepelukannya, meskipun saat ini dia bukan siapa-siapanya
dia tak peduli dan berdoa supaya Tuhan mempertemukannya lagi seperti sedia kala
seperti pertama kali dia bertemu dengannya.Saat ini dia ingin sejenak
melupakannya, dia berusaha menjalani hidup tanpa dia,dia ingin merangkai
mimpi-mimpinya yang tertunda, dia sadar tak mungkin menjalani keduanya dan dia
harus memilih salah satu.Setelah mimpi digapainya dia bertekad menemuinya lagi
untuk mengatakan kalau selama ini dia merindukannya... sangat merindukannya.”
Ia menuliskan ini
saat ia kembali padaku,aku tak menyangka ia akan kembali kepelukanku dengan
sendirinya.Dia telah meraih mimpinya menjadi seorang penulis dan kata – kata
diatas dikutip dari salah satu novelnya.Ia berubah,ia tak seperti dulu
lagi,dewasa dan lebih matang.Dan aku
merasa aku sedang bermimpi,karena ia tiba – tiba pergi dan datang dengan tiba –
tiba pula,kini...aku sadar ia benar – benar wanitaku.Ia mengambil lukisannya
dan meminta tanda tangan dariku.Mataku hanya tertuju padanya,entah kenapa bola
mataku tidak mau berhenti untuk memandangnya,memandang wanita anehku yang penuh
misteri dan aku tak peduli.Wanitaku sekarang sudah kembali....
***
Di bawah pohon
beringin itu ia menyandarkan semua, hidup dan nyawanya.Tidak ada lagi yang
membangunkanku ketika adzan subuh, tidak ada lagi yang membuatkanku kopi di
pagi hari, tidak ada lagi yang memarahiku karena aku kebanyakan merokok, ia tidak
mau aku menderita sakit jantung sepertinya.Tidak ada lagi cerita, tidak ada lagi
senyuman, tidak ada lagi wanitaku, tidak
ada lagi...
( Kumpulan cerpen awal masuk k.kom )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar